Kisah Rentenir di Batavia pada Masa Kompeni Belanda
Pada era Hindia Belanda di Batavia, terdapat kisah menarik tentang praktik rentenir yang memengaruhi masyarakat setempat. Ini mencerminkan kondisi ekonomi dan sosial yang rumit pada saat itu. Betawi, yang dikenal sebagai Batavia, merupakan pusat administratif dan ekonomi kolonial. Rentenir, individu yang memberikan pinjaman uang dengan bunga tinggi, memanfaatkan situasi ini untuk meraih keuntungan besar.
Si Mamat, seorang rentenir keturunan Betawi, adalah salah satu figur terkenal pada masa itu. Dia menjalankan bisnis rentenir dengan menawarkan pinjaman kepada penduduk setempat dengan tingkat bunga yang mencapai 100 persen atau lebih per tahun. Kebanyakan orang terpaksa meminjam uang darinya untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan dan tempat tinggal.
Praktik rentenir Si Mamat meningkatkan pendapatannya, tetapi juga menimbulkan kontroversi. Banyak orang yang terjebak dalam utang dengan bunga tinggi, kesulitan untuk melunasi pinjaman mereka. Ini menciptakan ketidakstabilan ekonomi dan sosial di masyarakat.
Meskipun praktik rentenir seperti ini merugikan banyak orang, pemerintah kolonial sering kali tidak mengambil tindakan tegas terhadap mereka. Ini karena pajak yang diterima dari rentenir juga memberikan pendapatan bagi pemerintah.
Kisah Si Mamat mencerminkan aspek yang kompleks dari ekonomi kolonial di Batavia dan ketidaksetaraan sosial yang mendalam pada masa itu. Praktik rentenir telah meninggalkan dampak yang signifikan dalam sejarah ekonomi dan sosial wilayah ini.
Tidak ada komentar